Samarinda, Afiliasi.net – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur ditengarai akan membuat kebutuhan listrik semakin melonjak.
Bersamaan dengan hal itu pula, pemerintah berupaya menekan emisi dengan berusaha meninggalkan energi fosil. Menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT) yang porsinya diperbesar melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengungkapkan, rencana penggembangan EBT memang harus diperhatikan serius seiring pemindahan IKN ke Benua Etam.
Berdasarkan kunjungan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Laksamana Madya TNI Harjo Susmoro pada Kamis, 21 Juli 2022 di kegubernuran Kaltim. Hadi menjelaskan, pertemuan pihaknya itu membahas tentang ketahanan energi. Lantaran ke depan pemerintah tak bisa hanya mengandalkan energi fosil.
“Beliau menyampaikan memang belum ada keseriusan dari pusat maupun daerah untuk energi terbarukan. Banyak masalah yang mesti diselesaikan,” kata Hadi.
Sebagai informasi, target cakupan EBT secara nasional hingga 2030 mendatang adalah sebesar 29 persen. Ada jangka waktu sekitar tujuh tahun, Hadi optimistis target itu dapat dicapai pemerintah.
“Yang lebih penting lagi, Kaltim harus menjaga kondusivisitas sumber energi. Semua ditumpukan pada kita, dengan kerja sama seluruh pihak,” papar politikus Partai Gelora tersebut.
Sementara itu, Sekjen Dewan Ketahanan Nasional Harjo Susmoro menjelaskan, kedatangannya untuk menggali data dan informasi langsung tentang antisipasi terhadap krisis energi.
Tujuannya, kata dia, untuk memberikan masukan kepada presiden dalam menggambil keputusan strategis yang bersifat darurat dan mendesak.
“Kita tahu energi kita mengandalkan fosil yang semakin berkurang, sehingga kita mencoba mencari alternatif lain. Dan banyak sekali sebenarnya yang bisa kita gali di republik ini, salah EBT,” tuturnya.
Harjo menambahkan, potensi pengembangan EBT di Kaltim sendiri sangat besar. Tak hanya energi fosil, namun masih banyak energi lainnya seperti energi angin, gelombang laut, air, arus, serta panas bumi.
“Termasuk energi dari kelapa sawit, biodiesel, kira-kira itu konteksnya,” tambahnya. (Jr/adv/diskominfokaltim)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#pengembangan-ebt #hadi-mulyadi #pemprov-kaltim