Sangatta, Afiliasi.net - Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi urutan ke-2 di Kalimantan Timur yang memiliki kasus malaria setelah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Muhammad Yusuf mengatakan bahwa Malaria di Kutim di dominasi wilayah hutan.
Hal itu disebabkan hutan menjadi tempat bersarangnya nyamuk Anopheles atau nyamuk malaria itu lembab.
"Makanya tidak heran kalau orang bilang dari hutan itu oleh-olehnya malaria, karena memang disitu tempatnya," ungkap Yusuf, Rabu (30/8/2023).
Dia menilai Kutim masih banyak hutan yang masih asri. Sehingga tidak jarang masyarakat yang hidupnya di wilayah dekat hutan menjadi sasaran gigitan nyamuk malaria.
Tercatat per 25 Agustus 2023, Kutim terdapat 521 kasus positif dengan jumlah pemeriksaan 1.691 dari 1697 suspek.
Dari 18 kecamatan kebanyakan kasus malaria dijumpai di Kecamatan Sangkulirang, Kaliorang dan Sandaran.
"Kebanyakan kasusnya itu dari perusahaan perkebunan dan tambang, karen perkebunan dan tambang tidak lepas dari hutan," ucapnya.
Pada tahun 2023 sudah ada 2 orang meninggal akibat penyakit malaria dari Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur.
Dimana penyakit malaria didapat saat usai mencari kayu di dalam hutan.
"Jadi kakak beradik itu mencari kayu ke dalam hutan, akhirnya pas keluar terkena malaria," tuturnya. (editor: jon)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#malaria #nyamuk-anopheles #kutai-timur #kutim