Afiliasi.net - Ulama kondang asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, memberikan pandangannya mengenai hukum umat Islam mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Menurutnya, ucapan selamat Natal tidak menjadi masalah selama tidak disertai dengan peniruan atau keterlibatan dalam perayaan tersebut.
“Pembicaraan tentang mengucapkan selamat untuk orang kafir dan lainnya, selama di dalamnya tidak ada peniruan, tidak ikut serta dengan mereka, dan tidak mengucapkan kalimat yang tidak diterima oleh syariat, maka di dalamnya tidak ada yang melanggar perintah Allah,” ujar Habib Umar dalam video yang diunggah ulang oleh akun TikTok @ahmad.qusyairi1.
Larangan Menghadiri Perayaan Natal
Habib Umar menegaskan bahwa umat Islam tidak diperbolehkan menghadiri perayaan Natal, terutama jika di dalamnya terdapat unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti penyebutan Nabi Isa sebagai Tuhan atau adanya kemusyrikan.
“Jika perayaan diadakan dengan mengerjakan yang haram, maka ini tidak diperbolehkan. Namun, jika seseorang bergembira dengan kelahiran Nabi Isa dan pada hari itu ia mengadakan peringatan, maka hal itu tidak menjadi masalah,” jelas Habib Umar.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa menghadiri perayaan yang mengandung unsur kekufuran atau menyetujui kemusyrikan bisa menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
“Jika ia menyetujui kekufuran itu, maka ia pun menjadi kafir. Jika ia menyetujui perbuatan yang disepakati keharamannya, maka menjadi kafir,” tegasnya.
Ucapan Natal yang Sesuai Syariat
Meskipun melarang keterlibatan dalam perayaan, Habib Umar membolehkan umat Islam mengucapkan selamat Natal dengan syarat menggunakan kalimat yang sesuai dengan syariat Islam. Ucapan tersebut harus menekankan kelahiran Nabi Isa sebagai nabi, bukan sebagai Tuhan.
“Jika ia menghadirinya meski tidak menyetujuinya, maka kami katakan Anda telah melakukan kemungkaran besar di dalam syariat. Jika ia tidak menghadiri perayaannya, namun mengucapkan kalimat untuk memberikan rasa senang, kata-katanya harus tepat,” kata Habib Umar.
Pendapat ini menarik perhatian warganet, yang mayoritas menyimpulkan bahwa ucapan selamat Natal yang dianjurkan adalah menekankan posisi Nabi Isa sebagai nabi, bukan sebagai anak Tuhan.
“Intinya, beliau mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Isa bin Maryam, bukan anak Tuhan,” tulis salah satu komentar warganet di akun @sam***.
Pernyataan Habib Umar ini memberikan panduan bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan umat Kristiani, khususnya terkait tradisi ucapan selamat Natal.(*)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#perayaan-natal #hukum-mengucapkan-natal #umat-islam #habib-umar