Kamis, 21 November 2024 08:27 WIB

Daerah

Pabrik Nikel PT KFI di Kukar Serap 1.700 Pekerja, Gubernur Kaltim Isran Noor Minta Tenaga Lokal Tiru Budaya Kerja China

Redaktur: Redaksi
| 642 views

TINJAUAN - Gubernur Isran Noor saat meninjau pabrik pengolahan nikel bersama jajaran PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Selasa (19/9/2023). ist

Samarinda, Afiliasi.net - Gubernur Isran Noor mendapat laporan terkait tenaga kerja lokal yang dipekerjakan pabrik pengolahan nikel milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar).


"Saya dapat laporan dari manajemen, selain tenaga kerja asal China, 1700 diantaranya orang sini, orang lokal," ujarnya saat menghadiri peresmian pabrik, Selasa (19/9/2023).


Isran Noor mencoba memberi gambaran dampak positif yang terjadi jika pekerja lokal bekera di pabrik tersebut. Salah satunya memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar pabrik dan Kukar


"Perannya luar biasa, tentu pekerja juga mendapat kesejahteraan, kalau ini nanti bisa berproduksi penuh," harapnya.


Dia juga mengingatkan agar budaya kerja bangsa China dipelajari dan diimplementasikan oleh tenaga kerja lokal.


Contohnya budaya kerja disiplin serta terampil yang dimiliki orang Tiongkok.


"Belajar jangan banyak tuntutan. Jangan budaya sebentar-sebentar demo, minta naikkan gaji," ucap Isran Noor sambil bergurau.


General Manager PT KFI, Mr Zhou Bo mengeklaim pembangunan pabrik penholahan nikel ini sangat memperhatikan permasalahan lingkungan. 


Selanjutnya mereka akan segera menyelesaikan 16 line.

Sebenarnya hanya 2 line yang baru bisa beroperasi dari 18 line saat ini. Seiring berjalannya waktu diharapkan sisanya dapat terselesaikan secepatnya.


"Enam belas line berikutnya akan kami bangun secepat-cepatnya," sebut Zhou Bo. 


PT KFI saat ini telah mengantongi Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 


Seluruh proyek bernilai total Rp16 triliun ini akan bekerja sama dengan PLN untuk pemenuhan kebutuhan energi. 

Produk dari smelter nikel nantinya akan diekspor ke China dan Korea serta negara-negara lain yang rencana kerjasamanya masih akan dijajaki. 

"Sementara bahan mentah nikel berasal dari beberapa kawasan di Sulawesi dan Maluku, serta Halmahera. Kami juga akan melihat peluang untuk memasok kebutuhan IKN," sambung Zhou Bo.

Sementara itu, Direktur Utama PT Nityasa Prima, Muhammad Ardi Soemargo juga menjelaskan pabrik pengolahan nikel ini dibentuk untuk menindaklanjuti instruksi Presiden terkait dengan hilirisasi sumber daya alam, terutama logam nikel. 

Didirikan pada tanggal 26 November 2021, KFI resmi berdiri setelah UU No 03 tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Penandatanganan kontrak Perjanjian jual-beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN Persero sebesar 800 MW pada tanggal 31 Desember 2021 yang menjadi milestone utama pembangunan projek ini berjalan. 

Dengan penggunaan listrik dari PLN, KFI tidak membangun Pembangkit Tenaga Listriknya sendiri-lingkungan sekitar KFI.

"Dari awal peletakan batu pertama pada 25 Januari 2022, KFI sekurangnya telah menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 5 Triliun sampai saat ini dimana pelaporan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) pada kuartal II-2023 yang tercatat kemarin berjumlah Rp 2,7 triliun," jelasnya.

Sedikitnya telah kurang lebih 1700 lokal telah bekerja di PT KFI.

Perekrutan masih aktif berjalan dengan melampaui 6 Kelurahan dan 2 Kecamatan.

"Saat ini sudah mulai merekrut di sekitaran Palaran dan Samarinda Kota. Adapun tenaga kerja Asing berjumlah kurang dari 250, dengan fokus pembangunan pabrik," pungkasnya. (editor: jon)

 


TOPIK BERITA TERKAIT: #pabrik-nikel #kelurahan-pendingin-kukar #pt-kfi #kutai-kartanegara 

Berita Terkait

IKLAN