Afiliasi.net - Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru mereka usai pemimpin sebelumnya, Ismail Haniyeh, tewas terbunuh di Teheran, Iran, pekan lalu.
Yahya Sinwar diumumkan menjadi pemimpin politik baru Hamas pada Selasa (6/8/2024) waktu setempat.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan sang syahid, Komandan Ismail Haniyeh, semoga Allah merahmatinya," kata gerakan itu dalam sebuah pernyataan singkat.
Lantas, seperti apa sosok Yahya Sinwar yang kini menjadi nakhkoda Hamas sekaligus musuh baru Israel?
Yahya Sinwar lahir pada 29 Oktober 1962. Ia dilahirkan di Khan Younis di Gaza selatan. Selama masa-masa perang jelang pembentukan Israel, keluarga Yahya Sinwar mau tidak mau harus mengungsi.
Ketika Sheikh Ahmed Yassin membentuk Hamas pada tahun 1987 sekitar waktu intifada Palestina pertama, Yahya Sinwar bergabung dengan kelompok militan tersebut.
Ahmed Yassin merekrut Sinwar sebagai kepala unit keamanan internal bernama Munazzamat al Jihad w'al-Dawa atau Al Majd. Unit intelijen itu kemudian dipimpinnya untuk mengusir serta menghukum warga Palestina yang menjual informasi kepada Israel.
Bicara latar belakang pendidikan, Yahya Sinwar merupan lulusan Universitas Islam di Gaza. Ia berulang kali ditangkap oleh Israel lantaran teribat dalam aktivisme anti-pendudukan di Universitas Islam di Gaza.
Satu tahun bergabung dengan Hamas, Yahya Sinwar dijatuhi empat hukuman seumur hidup atas tuduhan dirinya terlibat dalam pembunuhan empat mata-mata Palestina dan dua tentara Israel.
Selama dipenjara 23 tahun, Yahya Sinwar mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna. Bahkan, ia telah memiliki pengetahuan yang cukup dalam tentang masyarakat dan budaya Israel.
Sinwar juga mempelajari taktik Israel dengan menterjemahkan puluhan ribu halaman otobiografi berbahasa Ibrani tulisan mantan kepala badan keamanan Israel, Shin Bet, ke bahasa Arab.
Ia dibebaskan pada dari penjara pada tahun 2011 sebagai ganti pembebasan tentara Israel Gilad Shalit yang ditangkap oleh Hamas.
Begitu kembali ke Hamas, Sinwar langsung mendapat kenaikan pangkat. Ia menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.
Pada tahun 2017, Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza, menggantikan Ismail Haniyeh yang terpilih menjadi kepala biro politik kelompok tersebut.
Sinwar dituding sebagai arsitek di balik serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Namun, dirinya masih bungkam atas tuduhan dalang serangan 7 Oktober tersebut.
Dibandingkan dengan pendahulunya, Ismail Haniyeh, yang notabenenya seorang politisi moderat, Yahya Sinwar disebut lebih suka memaksakan masalah Palestina ke permukaan dengan cara yang lebih keras. (*)
Editor: Rafika
TOPIK BERITA TERKAIT:
#yahya-sinwar #hamas #pemimpin-baru-hamas #profil-yahya-sinwar