Samarinda, Afiliasi.net - Meski sempat tertunda pekan lalu, gelaran ajang pamer fashion ala para remaja Sudirman-Citayam-Bojonggede-Depok (SCBD) di Kota Tepian akhirnya terlaksana.
Pada Minggu sore, 7 Agustus 2022, ratusan orang menghadiri kawasan objek wisata Citra Niaga Samarinda. Di sana, ratusan peserta mulai dari anak-anak, para remaja, driver ojek online (Ojol), hingga nenek 50 tahun ikut memamerkan gaya busana yang dikenakannya di atas catwalk.
Diketahui, acara ini diinisiasi oleh komunitas anak muda (cre.artsamarinda) bekerja sama dengan salah satu warung makan (warung.mbokmar.smr). Idenya, mengikuti gelombang Citayam Fashion Week (CFW). Hanya saja, dilaksanakan bukan di penyeberangan jalan.
Pemilik warung.mbokmar.smr sekaligus juri tamu Citra Niaga Fashion Week Samarinda, Garin Yudha Primaditya mengungkapkan, alasan kegiatan digelar di kawasan objek wisata Kota Tepian ini untuk meramaikan kembali Citra Niaga sejak dilanda pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
"Jadi tidak hanya perihal perkopian saja, namun (Citra Niaga) juga menjadi salah satu wadah kreativitas bagi anak-anak muda," ucap Garin kepada awak media.
Ia membeberkan, alasan terkendalanya kegiatan serupa pada pekan lalu lantaran belum mendapatkan izin resmi dari pemerintah setempat. Namun demikian, acara yang terselenggara hari ini di luar ekspetasi pihaknya.
"Peserta yang ikut ada sekitar 200 orang. Untuk penilaian ada 10 kategori yang dinilai oleh para juri nantinya," jelasnya.
Sementara itu, lanjut Garin, mengenai pemenang dari acara dengan total hadiah Rp 5 juta ini akan diumumkan di akun instagram @cre.artsamarinda selama 2 hari ke depan.
"Bisa di cek di website kami. Dari beberapa foto nanti akan dinilai para juri. Jadi yang merasa ada di foto tersebut dapat menindaklanjuti," imbuhnya.
Tak hanya menjadi ajang pameran busana semata, Citra Niaga Fashion Week turut menjadi ruang kontemplasi atas permasalahan sosial yang terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya Kota Samarinda.
Penasihat Utama komunitas Makeup Artis Desainer Fotografer Model (MDFM) Samarinda, Suko Wibowo, menyebutkan pihaknya menampilkan 4 model dengan 2 jenis busana etnis. Pertama bertemakan gua tapak tangan karst Sangkulirang-Mangkalihat. Kedua bertemakan Kota Samarinda 'membara'.
"Pertama mengenai tapak tangan di karst, karena memang cagar budaya di Kaltim yang sudah diakui UNESCO dan perlu diangkat. Kemudian kedua, karena Samarinda ini bencana yang sering adalah kebakaran dan banyaknya tambang ilegal," ujarnya.
Wibowo berharap, gelaran fashion week ini ke depannya dapat terlaksana secara terkonsep. Dengan begitu, kata dia, dunia busana di Kota Tepian dapat semakin berkembang.
Salah satu peserta Citra Niaga Fashion Week lainnya, Morena, mengku hanya iseng mengikuti acara yang digelar meniru perkumpulan para remaja SCBD tersebut.
Bermodalkan kemenangan di acara-acara zumba yang jumlahnya belacak, perempuan 50 tahun itu merasa antusias dengan menyiapkan busana sejak pekan lalu yang bertemakan sehari-hari (casual).
"Baru sekali ikut, tapi karena memang ada kesenangan di kostum. Sebelumnya selalu menang di acara-acara zumba. Semoga bisa berjalan baik dan pesertanya bisa lebih baik banyak," ucapnya. (*)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#citra-niaga-fashion-week #garin-yudha-primaditya #samarinda