Jumat, 22 November 2024 01:09 WIB

Advetorial

Peluncuran Fuel Card 2.0 untuk Urai Antrean Truk di SPBU Dikritik, Fuad Fakhruddin: Tindak Oknumnya!

Redaktur: Rahmadani
| 1.084 views

Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Fuad Fakhrudin. (Istimewa).

Samarinda, Afiliasi.net – Peluncuran kartu kendali (fuel card) 2.0 oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Kaltim-Kaltara yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada Selasa, 26 April 2022, mendapat catatan dari Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Fuad Fakhruddin.

Catatan tersebut dimaksudkan pada penerapan fuel card 2.0 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang bertujuan mengurai antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi oleh kendaraan angkutan umum/barang.

Menurut Fuad, peluncuran fuel card 2.0 itu pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan.

"Menurut kacamata saya, antrean terjadi karena ada oknum yang memang memanfaatkan BBM subsidi untuk digunakan operasional perusahaan," ungkap Fuad saat dikonfirmasi, Jumat, 29 April 2022.

Fuad menegaskan, hal tersebut bukan hanya dugaan belaka. Ia menegaskan antrean yang selama ini terjadi dikarenakan adanya oknum yang mana BBM tersebut disalurkan kepada yang bukan berhak.

"Jelas ada itu (dugaan BBM tersalur ke perusahaan, Red). Makanya saya sampaikan, supaya dari pihak tertentu yang berkewenangan tolong itu ditelusuri. Fenomena seperti ini juga akan memakan korban, khususnya bagi pengusaha yang memang bergerak di bidang transportasi seperti angkutan umum/barang," ucapnya.

"Saya bicara seperti karena kita melihat langsung, tempatnya banyak," lanjut Fuad.

Fuad menambahkan, antrean kendaraan di SPBU Kota Tepian yang kerap menimbulkan kecelakaan sukar diatasi bila masih ada oknum tak bertanggung jawab.

Ia menyebut, meski fuel card 2.0 telah mampu mencatat transaksi pengisian BBM oleh masing-masing kendaraan agar tak mengisi dua kali, namun hal tersebut tetap memberikan celah penyelewengan.

"Fuel card 2.0 untuk membatasi pembelian BBM, itu saja. Tidak mengatur soal antrean, bagaimana kalau mereka yang memang mengambil keuntungan dari situ, memiliki armada kendaraan lebih dari 10, kemudian bikin kartu semua, tetap saja antre," sebutnya.

Akan hal tersebut, Fuad meminta pihak berwenang dalam hal ini Pemkot Samarinda maupun pihak kepolisian, untuk betul-betul menertibkan persoalan ini.

"Artinya, pihak yang berwenang, ini betul-betul tegas. Kalau aturan mau ditegakkan, ini yang harus ditegaskan. Antrean itu tidak bisa dihapuskan kalau mereka (oknum) masih memanfaatkan momen ini," pungkasnya. (*)


TOPIK BERITA TERKAIT: #dprd-samarinda #fuad-fakhruddin #samarinda #pertamina 

Berita Terkait

IKLAN