Kamis, 21 November 2024 11:03 WIB

Daerah

PPKM Jilid Dua Balikpapan Fokus Perketat Pemukiman, Kelurahan Gunung Samarinda Ternyata Sudah Jalankan Sejak Lama

Redaktur:
| 2.325 views

Tarso, Lurah Gunung Samarinda

Balikpapan, Afiliasi.net – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Balikpapan memfokuskan pengetatan di sektor pemikiman dan perkantoran karena menjadi penyumbang angka positif terbanyak dalam sebulan terakhir.

Kelurahan Gunung Samarinda bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Gunung Samarinda selama ini ternyata telah melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 jauh sebelum PPKM diberlakukan.

Upaya-upaya tersebut seperti melakukan penyemprotan disinfektan, membentuk Gurinda Guyub Rukun, membentuk tim Satgas di tingkat RT dan beberapa upaya lainnya.

“Kita ada penyemprotan disinfektan terjadwal dari dulu, Alhamdulillah untuk PPKM kedua ini kegiatan kami kena,” ujar Tarso, Lurah Gunung Samarinda, yang saat itu turut didampingi oleh Ketua LPM Gunung Samarinda, Halili Adi Negara, Rabu (3/2/2021).

Untuk Guyub Rukun yang dibentuk Kelurahan Gunung Samarinda, difokuskan untuk kegiatan sosial seperti memberikan bantuan kepada warga yang terpapar berupa makanan maupun sembako.

Selain itu, pemberlakuan jam malam pun telah diterapkan sejak lama. Bahkan pendatang yang berkunjung harus melalui screening terlebih dahulu seperti pemeriksaan suhu, mencuci tangan, dan memakai masker.

“Kemudian terkait pengetatan untuk pendatang, Alhamdulillah kebetulan kondisi salah satu RT sudah berjalan buka tutup portal. Berjalan dari dulu, jam 10 tutup. Kemudian discreening orang yang masuk dan ini kita juga mau coba bisa atau tidak Wonorejo seperti itu,” urainya.

Tarso menilai, penerapan PPKM ini merupakan kebijakan yang bagus untuk mengurangi penyebaran virus asal Wuhan ini, namun kesadaran masyarakat lah yang harus lebih ditingkatkan.

Lebih lanjut, PPKM jilid dua ini meminta agar RT memiliki rumah isolasi bagi warganya yang terpapar. Namun Tarso menjelaskan, di Kelurahan Gunung Samarinda sendiri belum menyediakan rumah isolasi untuk warga yang terpapar.

“Kalau rumah isolasi belum ada, kita pikirkan kalau ada tempat siapa yang merawat. Kalau di Embarkasi kan ada perawat, makanan, dokternya. Sementara masih masing-masing di rumah, tapi kita pantau terus,” ungkapnya.

Turut menambahkan, Ketua LPM Gunung Samarinda, Halili menyebut sebelum Pemkot Balikpapan memutuskan untuk menerapkan PPKM. Pihaknya terlebih dahulu melakukan upaya preventif dengan melakukan screening kepada setiap pendatang. Pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dan memakai masker adalah hal wajib yang harus ditaati oleh setiap pengunjung.

"Berjalan dari dulu. Setiap orang yang masuk pasti kita screening," kata Halili yang juga merupakan Ketua RT 51 Wonorejo, Kelurahan Gunung Samarinda itu.

Hebatnya lagi, selain disiplin menegakkan protokol kesehatan. Warga di wilayahnya turut dikatakan Halili, mendukung pemberlakuan buka tutup portal masuk ke wilayah perumahan mereka. Hal tersebut, lagi-lagi dikatakan Halili tak hanya untuk mengantisipasi peredaran virus corona, melainkan juga untuk keamanan warga di Wonorejo.

"Semua terkait pengetatan untuk pendatang. Alhamdulillah, selama ini sudah berjalan dengan baik," terangnya.

Disamping itu, penyemprotan disinfektan pun masih menjadi agenda rutin yang dilakukan, mulai dari tingkat kelurahan hingga kawasan RT. 

"Jika ada warganya yang terpapar. Ketua RT akan lapor ke LPM dan kemudian kita lakukan penyemprotan. Jadi sehari bisa 5 RT," ungkap Halili.

Sementara itu, Sunaryo yang merupakan Ketua RT 36 sekaligus Ketua Gurinda Guyub Rukun menjelaskan bahwa dirinya selalu memantau warganya yang terpapar, dan masyarakat sekitar pun turut membantu.

“24 jam saya selalu monitor warga yang terpapar. Perkembangannya saya sampaikan ke pak Lurah. Dari warga juga ada yang ngantarkan sayur, gas, minyak. Saling membantu, dan Insya Allah dilakukan oleh seluruh warga Gunung Samarinda,” kata Sunaryo.

Selain itu, salah satu personel penyemprotan disinfektan di LPM Gunug Samarinda, Yasin Sukaryo menerangkan bahwa penyemprotan ini dilakukan tiap ada warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kalau ada yang terpapar kita segera langsung turun. Jadi tidak terjadwal, sesuai dengan permintaan Ketua RT jika ada warganya yang terpapar. Ketua RT akan lapor ke LPM dan kemudian kita lakukan penyemprotan. Jadi sehari bisa 5 RT. Namun kalau hujan hasilnya tidak maksimal, jadi tunggu cuaca bagus dulu,” tandasnya.


TOPIK BERITA TERKAIT: # 

Berita Terkait

IKLAN