Samarinda, Afiliasi.net – Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Hetifah Sjaifudian mendorong anggota Junior Chamber International (JCI) Kaltim memanfaatkan ruang digital untuk pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Politisi Golkar itu menuturkan, ekonomi Kaltim yang selama ini bergantung banyak dari sektor Sumber Daya Alam (SDA), dianggap tidak relevan lagi dengan situasi saat ini. Eksploitas SDA seperti batubara, minyak bumi dan lainnya, perlahan harus dialihkan ke sektor ekonomi terbaharukan, baik melalui sektor wisata dan ekonomi kreatif.
"Intinya Pemerintah akan berusaha keras untuk menghadapi akibat dampak pandemi ini, dengan meraih peluang-peluang usaha baru. Nah salah satunya ekonomi kreatif itu, yang basisnya adalah pengetahuan, budaya, intelektualitas, dan tekonologi,” ujar Hetifah.
Ia menambahkan, sebelum akhirnya kaltim resmi menyandung status sebagai ibu kota negara, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni harus dipersiapkan mulai saat ini. Untuk itu, JCI perlu mengambil peran dalam pengembangan industri kreatif dan pariwisata.
Ditambahkannya, bahwa faktor pandemi membuat anggaran industri kreatif dan pariwisata mengalami penurunan, khususnya untuk daerah Kaltim.
“Jadi sumbangan untuk tahun ini, ada beberapa triliun. Sekitar 21 triliun, kalau tidak salah. Dan di pariwisatanya sekitar itu juga sumbangannya pada pendapatan negara,” paparnya saat ditemui usai menjadi narasumber di talkshow JCI kaltim, Sabtu (30/1/2021).
Selain itu, Hetifah menjelaskan tantangan program Pemerintah yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi kreatif dan pariwisata, khususnya di Kaltim. Bahwa karena banyaknya anggaran Pemerintah yang difokuskan untuk pemulihan covid-19, membuat program tersebut tersendat.
“Pertama covidnya itu harus ditangani. Sebab itu, anggaran banyak diarahkan ke Covid. Tadi kita ada sosialisasikan new normal. Termasuk pariwisata industri kreatif harus menerapkan juga. Supaya tadi kita cepet pulih, kalau sudah pulih, bahkan sekarang sebelum pulih juga harus bersiap agar pengunjung tidak ke negara lain, tapi ke Kaltim,” terangnya.
Senada dengan Hetifah, Tutuk dari BI juga mengatakan bahwa Kaltim sudah tidak lagi bisa berharap pada penjualan SDA, sebagai upaya pendapatan negara. Lebih-lebih, hanyalah keterbatasan berpikir, ide, dan gagasan yang minim aksi. Disinilah peran kepemudaan (JCI) yang juga turut perlu terlibat dalam pembangunan pariwisata.
“Sekarang jaman IT. Jaman big data, itu adalah ide. Otaknya manusia enggak bisa dibikin, kalau yang lainnya bisa dibikin. Harus kreatif, inovatif, adaptif,” pesan Tutuk.
Editor : M. Yusuf
TOPIK BERITA TERKAIT:
#wakil-ketua-komisi-x-dpr-ri #hetifah-sjaifudian #ekono-kreatif-kaltim #pariwisata-kaltim