Kamis, 21 November 2024 10:50 WIB

Nusantara

Karena Hal Ini, Tom Lembong Sesali Pernah Jadi Bagian Kabinet Jokowi

Redaktur: Redaksi
| 795 views

Tom Lembong (CNN Indonesia)

Afiliasi.net - Sebagai seseorang yang pernah berada di dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong mengaku menyesal pernah berada di dalam kabinet tersebut.

Sebagaimana yang diketahui, Tom Lembong pernah menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo, tepatnya di Kabinet Kerja 2014-2019. Ia pernah menduduki posisi Menteri Perdagangan (Mendag) yang kemudian diberi tanggung jawab sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Rupanya penyesalan yang dialami oleh Tom Lembong didasari oleh progresnya saat berada di dalam kabinet tersebut. Kala itu strategi yang dijalankannya dalam membenahi ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya berhasil.

Lulusan Harvard ini merasa prihatin dengan kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan saat diskusi "Pemuda Harsa: Bangga Bicara" di Senayan, GBK, Jakarta.

"Semakin mendalami data-data ekonomi, saya ini benar-benar sedih banget. Sedih banget, prihatin banget. Dan saya punya rasa sesal, menyesal yang lumayan besar karena saya pernah menjadi bagian dari pemerintah," kata Tom Lembong, dalam Jumat (9/2) malam, mengutip dari detik.com.

"Termasuk di saat-saat kita menjalankan strategi yang menurut data yang saya lihat, rada-rada tidak berhasil. Kalau mau lebih keras lagi, ya banyak gagal," sambungnya.

Rasa prihatinnya didasari dengan kondisi ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan Pemerintah RI adalah tidak dapat mengatasi kondisi dalam 10 tahun terakhir itu ketika jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan signifikan.

Lebih lanjut, ia pun memaparkan data yang menurutnya lebih akurat dan representatif dengan realita dibandingkan hanya sekadar data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Ia pun memaparkan tentang data penjualan sepeda motor.

"Sepuluh tahun terakhir ini kelas menengah kita tidak berkembang. Minimum paling baik itu stagnan, tidak bertambah dan ada potensi cukup besar bahwa kelas menengah kita lalu menciut karena sekali lagi, bagi saya indikator yang paling tepat itu ya jumlah sepeda motor," ujarnya.

Tom Lembong memberikan bukti dengan tren penjualan motor yang menurun dari tahun ke tahunnya. Diketahui, pada 2013 lalu terjadi puncak penjualan sepeda motor hingga tembus 7,9 juta unit terjual. Namun dari tahun ke tahun, angka itu mengalami penurunan, apalagi karena terbentur pandemi. Akan tetapi hingga saat ini penjualan motor hanya di kisaran 5 juta unit per tahun.

Kasus yang sama juga terlihat dari pertumbuhan pembelian mobil dan barang elektronik, di mana jumlahnya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurutnya, kondisi ini bisa terjadi karena ketimpangan.

Tom Lembong menyayangkan bahwa kebijakan ekonomi Indonesia sepuluh tahun terakhir lebih memfokuskan investasi.

Tom Lembong mengatakan aliran investasi berfokus ke industri seperti pertambangan hingga perkebunan. Akan tetapi, berdasarkan penilaiannya, hanya sekitar 20 persen masuk ke Indonesia dan bisa dinikmati masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya sudah waktunya pemerintah untuk turut mendorong perkembangan sektor jasa yang memiliki peluang kerja lebih banyak.

Editor: Siti Mu'ayyadah


TOPIK BERITA TERKAIT: #tom-lembong #kabinet-jokowi #ekonomi-indonesia 

Berita Terkait

IKLAN