Kamis, 21 November 2024 04:19 WIB

Manca

China Naikkan Usia Pensiun Mulai 2025 untuk Atasi Populasi Menyusut dan Tenaga Kerja Menua

Redaktur: Redaksi
| 172 views

Sumber foto : internet

Afiliasi.net - Mulai tahun 2025, China akan menaikkan usia pensiun bagi pekerjanya secara bertahap sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah populasi yang menyusut dan tenaga kerja yang menua. Saat ini, China memiliki usia pensiun yang termasuk termuda di antara negara-negara ekonomi utama dunia.

Langkah ini diumumkan setelah Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China, badan legislatif tertinggi negara tersebut, meloloskan kebijakan baru pada Jumat, 13 September 2024. Kebijakan ini akan diterapkan selama 15 tahun ke depan. Usia pensiun untuk laki-laki akan dinaikkan menjadi 63 tahun, sementara untuk perempuan akan menjadi 55 atau 58 tahun, tergantung jenis pekerjaan mereka. Saat ini, usia pensiun di China adalah 60 tahun bagi pria, dan 50-55 tahun bagi perempuan, tergantung pekerjaan mereka.

dilansir dari iNews.id, Menurut Xiujian Peng, peneliti senior dari Universitas Victoria, Australia, keputusan untuk menaikkan usia pensiun ini didorong oleh meningkatnya tekanan pada dana pensiun negara, seiring dengan bertambahnya jumlah orang yang memasuki usia pensiun. Peng juga menjelaskan bahwa peraturan usia pensiun terakhir kali diperbarui pada 1950-an, ketika harapan hidup di China masih sekitar 40 tahun. Kini, harapan hidup di negara itu mencapai lebih dari 78 tahun.

Berdasarkan kebijakan baru, penerapan usia pensiun akan dilakukan secara bertahap. Misalnya, seorang pria yang lahir pada Januari 1971 akan pensiun pada usia 61 tahun 7 bulan di tahun 2032, sedangkan pria yang lahir pada Mei 1971 akan pensiun pada usia 61 tahun 8 bulan pada tahun 2033.

Tekanan demografi telah lama mendorong kebijakan ini. Pada akhir 2023, China mencatat hampir 300 juta penduduk berusia di atas 60 tahun, dan angka ini diproyeksikan akan mencapai 400 juta pada tahun 2035, lebih besar dari total populasi Amerika Serikat. Akademi Ilmu Sosial China memperkirakan bahwa pada tahun tersebut, dana pensiun publik negara ini akan habis.

Masalah serupa juga dihadapi oleh negara lain seperti Amerika Serikat, yang diperkirakan tidak akan mampu membayar tunjangan penuh dari dana Jaminan Sosial pada tahun 2033.

Selain faktor penuaan populasi, rendahnya tingkat kelahiran di China memperparah situasi. Kaum muda cenderung enggan memiliki anak karena alasan biaya yang tinggi. Pada 2022, populasi China mengalami penurunan pertama kalinya sebesar 850.000 jiwa, dan pada 2023 menyusut lebih jauh dengan penurunan 2 juta jiwa. Akibatnya, beban dana pensiun akan semakin besar bagi kelompok pekerja muda yang jumlahnya semakin berkurang.*


TOPIK BERITA TERKAIT: #tenaga-kerja #china #masa-pensiun #usia-pensiun 

Berita Terkait

IKLAN