Nusantara

Dituduh Berikan Earphone ke Gibran Saat Debat, KPU Buka Suara

Redaktur: Redaksi
Minggu, 24 Desember 2023 | 242 views

Debat Pemilu Kedua (Kompas.com)

Afiliasi.net - Komisi Pemilihan Umum diduga memberikan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sebuah penyuara telinga atau earphone pada saat debat perdana cawapres Jumat (22/12/2023). Dugaan tersebut kemudian dibantah langsung oleh KPU yang menyebutkan hanya memberikan tiga pengeras suara atau mikrofon kepada kepada masing-masing cawapres.

Sebelumnya dilansir dari Detik.com, Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (menpora) Roy Suryo melalui akun X pribadinya meminta KPU untuk memperlakukan setiap cawapres dengan adil. Ia menduga KPU telah memberikan tiga alat sekaligus kepada Gibran, yaitu, clip on, hand held, dan earphone pada saat debat.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari membantah hal tersebut. Pihaknya hanya memberikan tiga mikrofon kepada masing-masing cawapres. Hal tersebut merupakan sebuah antisipasi jika terjadi disfungsi pada pengerasan suara.

"Semua cawapres pake alat yang sama. Semua cawapres pake 3 mic untuk antisipasi ada mic yang mati," kata Hasyim dalam keterangannya, dikutip Minggu (24/12/2023).

"Bukan ear feeder. Itu mic yang ditempel di pipi dan dicantolin di kuping," sambungnya.

Hasyim juga menjelaskan debat yang dilakukan ketiga cawapres berlangsung secara spontan. Sehingga tidak mungkin bagi cawapres melakukan kecurangan-kecurangan.

"Debat spontan, nggak mungkin didekte, dengerin bisikan atau baca contekan. Roy Suryo memang tukang fitnah," sebutnya.

Terkait teknisi yang telah ketua KPU itu sebutkan, ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kebenarannya. Selain itu ia juga menyebutkan hal tersebut dapat ditanyakan langsung kepada pihak lain seperti cawapres, tim paslon, dan stasiun TV sebagai penyelenggara.

"Semua cawapres bisa ditanya dan juga stasiun TV penyelenggara debat, dan juga tim paslon yang berada di holding-room saat pemasangan mic, bisa ditanya. Saya sebagai penyelenggara juga tahu dan siap tanggung jawab," ujarnya.

Editor: Siti Mu'ayyadah