Sangatta, Afiliasi.net - Penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB di Kabupaten Kutai Timur per Agustus 2023 mencapai 470 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 117 kasus diderita oleh anak-anak.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kutim, M. Yusuf didampingi oleh Pengelola Program TBC, Harwati mengaku wilayah Kutai Timur menjadi nomor 4 jumlah penyakit TBC se-Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
"Ini yang juga menjadi perhatian bagi kita semua, dari 470 kasus, 117-an dialami oleh anak-anak, 25 persen dari total kasus, padahal ini generasi kita," ungkapnya.
Menurutnya, orang terkena TBC menyebabkan kurangnya nafsu makan. Apabila diderita oleh anak-anak yang sedang masa pertumbuhan maka berpotensi stunting.
Sebab, secara teori perkembangan otak pada anak terjadi hingga 5 tahun.
Apabila anak-anak yang terkena penyakit TBC maka seharusnya orang tua juga harus diobati. Dikhawatirkan anak-anak tertular dari orangtua.
"Pengobatan juga harus intens selama 2 bulan berturut-turut harus konsumsi obat setiap hari, ada 1 hari saja terlewat, maka diulangi lagi dari awal, baru setelah bulan ketiga sampai keenam bisa 2 minggu sekali," jelasnya.
Kebanyakan penyakit TBC diderita oleh masyarakat yang tidak mampu. Di mana punya ekonomi yang lemah, pengetahuan kesehatan juga lemah, rumahnya tidak sehat dan kumuh.
Tak perlu kawatir, bagi penderita TBC bisa langsung ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk meminta pengobatan.
"Gratis, soalnya itu ada bantuan bahkan dari dunia saja juga membantu misalnya belum lama ini mendapatkan bantuan makanan bergizi," pungkasnya. (editor: jon)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#tbc #kutai-timur #kutim #diskes-kutim #dinas-kesehatan-kutim #pemkab-kutim